Jumat, 25 Maret 2011

THE ISLAND

waktu menunjukan tepat pukul 08.00 pagi. Cleo masih terbaring lemah ditempat tidurnya dengan kain tebal yang menyelimutinya. Terdengar dering handphone miliknya berdering semakin keras. Ia membuka matanya. Namun sulit rasanya untuk mengangkat tubuhnya untuk mengambil handphone-nya. Sekuat mungkin ia memaksa tubuhnya untuk beranjak bangun dari tempat tidurnya.

“halo?” suara Cleo masih terdengar seperti baru terbangun dari mimpinya.

“halo? Cleo? Ini Dina.. lo jadi kan ikut kita kan kepulau yang dibilang Reno?”

“ah? Oh ya jadi jadi… emangnya kenapa?” Tanya Julia, masih terdengar setengah sadar.

“nggak, Cuma mastiin aja.. hehe, lo baru bangun tidur ya”

“iya.. kebangun gara-gara lo” ia berjalan menuju tempat tidurnya dan merebahkan dirinya.

“ya udah.. cepet mandi.. terus lo kerumah gue.. soalnya anak-anak juga pada mau ngumpul buat ngerencanain besok..” jelas Dina sambil membolak-balik majalah yang dibacanya.

“ya udah.. gue tutup telponnya” Cleo mulai tersadar sempurna. Ia bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Mereka memang berencana untuk berlibur kesebuah pulau asing di kepulauan Indonesia. Rencana ini berawal dari Reno yang membuka sebuah website yang muncul di laptopnya secara misterius saat ia mencari sebuah informasi.

“braaak” terdengar suara pelan Cleo yang membuka Lemarinya. Setelah mengenakan pakaiannya. Ia langsung mengambil tasnya. Ia mengambil kunci mobilnya yang tergeletak dimeja ruang keluarga. Ia masuk kedalam mobilnya dan dalam hitungan detik langsung meng-gas mobilnya. Sebelum menuju rumah milik Dina, Cleo bermaksud untuk membeli snak dan makanan-makanan instant lainnya untuk liburannya besok.

“ting tung..”suara bell rumah Dina terdengar dua kali berbunyi. Seorang wanita paruh baya mengenakan daster merah membukakan pintu untuk Cleo.

“Dinanya ada Bi?” Tanya Cleo sambil melihat kearah belakang wanita itu.

“ada mbak, dibelakang”

“makasih Bi” Cleo tersenyum sembari melangkah menuju taman belakang rumah milik Dina.

“hi!” sambut Dina yang sedang merendam kakinya kedala kolam renang. Cleo hanya tersenyum.

“kok lama banget sih datengnya?” Tanya Radit.

“sorry, tadi gue ke minimarket dulu buat besok..” Cleo menghempaskan tas yang berisi snak dan makanan itu di sisi Radit.

“eh mana?” Radit membuka tas itu”

“eh jangan.. ini buat besok dodol!”seru Cleo sembari tangannya merebut kembali tas itu.

“trus besok gimana nih rencananya?” Tanya Cleo yang sambil menyiapkan tubuhnya untuk duduk disebelah Radit.

“pokoknya jam 08.00 pagi pas, kita semua udah ngumpul dirumah gue.”

“siip” jawab Vinny sambil merengkuh lengan pacarnya, Rio.

“eh, gue udah dapet petanya nih” kata Reno yang muncul dari pintu tanda ia baru datang setelah lama ditunggu-tunggu. Cleo membuka gulungan peta yang dilempar oleh Reno. Yang lainnya mulai berkumpul melihat peta tersebut.

“wow.. keren, kita kayak pencari harta karun yah?” seru Vinny.

“lebay deh” balas Dina

“eh, gini-gini dia pacar gue tahu nggak” bela Rio yang disambut dengan gelak tawa teman-temannya.

“eh lo mau kemana?” Tanya Dina melihat Cleo meraikan pakaiannya dan menggandeng tasnya.

“gue pulang bentar yah? Bawa barang-barang gue.. gue nginep sini deh biar besok gue nggak telat datengnya.” Jawab Cleo.

“eh gue ikut donk.. ntar anter gue kerumah gue juga ya, gue juga mau ngambil barang-barang gue buat nginep” bujuk Vinny. Mereka berduapun lenyap dari tempat.

“eh, tapi nggak apa-apa kan kita ke pulau itu? secara, website itu kan.., mis..terius gitu?” Tanya Dina sambil meraba kedua lengannya.

“nggak apa-apalah… yang penting lo berdoa aja biar selamet diperjalanan” Reno menenangkan.

“ya tapi tetep aja misterius.. jujur, gue punya firasat buruk tentang pulau itu..” tambah Dina.

“udahlah.. kita kan mau havefun? Jadi ngapain mikirin yang gitu-gituan sih?!” kata Radit. Sedangkan didepan rumah milik Vinny, Cleo menemukan sebuah Koran aneh yang sudah lusuh seperempatnya tersobek. Cleo mengambilnya. Tertulis “ jum’at 20 september 1998, TERJADI LEDAKAN … YANG TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA, DIDUGA LEDAKAN ITU ADALAH LEDAKAN NUKLIR YANG MELENYAPKAN SELURUH PENDUDUKNYA. …”

“WOY!!” suara itu mengagetkan Cleo sehingga dengan cepat Koran itu terlepas dari tangannya. Cloe mengangkat wajahnya melihat orang yang mengagetkannya.

“lagi baca apaan sih?? Serius banget..?!” Tanya Vinny.

“mmm, nggak tahu gue.. mungkin Koran dulu yang lupa dibuang sama bokap gue.” Jawab Cleo yang langsung membuang Koran tersebut. mereka berduapun melanjutkan perjalanan menuju rumah milik Dina.

“eh, tapi disana kan nggak ada orang? Ntar kita tidur dimana? Terus kesananya pake apa” Tanya Cleo.

“iya.. terus disana ada binatang buas pastinya kan? Tambah Dina

“tenang, tenang.. gue udah sewa kapal boat buat kita kesana.. terus Radit udah nyiapin tenda, sleeping bag, sama yang lain-lain..”

“and kalo masalah binatang buas.. akang berani berkorban buat neng Dina..” rayu Radit. Merekapun dibuat terbahak-bahak untuk kesekian kalinya.

Liburan dimulai. Dengan kapal boat yang lumayan luas untuk ukuran mereka, mulailah mereka pergi ke pulau yang entah ada atau tidak itu.

“Ren, minyak penuh kan?” Tanya Rio.

“penuh, penuh.. tuh di pojok sana juga ada cadangannya kok”

“kemana lagi kita sekarang??” Tanya Rio yang menoleh kearah Radit.

“ah?? Oh.. abis ini, kekiri bro.. pokonya kalo liat ada dua pulau.. lo ikutin pulau yang sebelah kiri..”

“siip” kata Reno sambil memutarkan setir ferrinya. Sedangkan para wanita, sedang berfoto ria dibelakang kapal.

“eh yo, kayaknya Reno suka deh sama lo?” rayu Dina.

“what??! Lo jangan macem-macem ya Din..” jawab Cleo.

“iya bener.. Radit pernah cerita, Reno pernah bilang sama dia kalo dia suka sama lo”

“terus?? Gue mesti gimana? Dia aja nggak ngomong apa-apa kok?!”

“hay ladies.. lagi gossip apaan nih?” Tanya Rio yang mengejutkan mereka bertiga. Ia memeluk kekasihnya.

“apaan sih? Ini urusan cewek.. udah lo kedepan sana, ntar kita tersesat lagi.. gue belum kawin tahu nggak” seru Vinny.

“iya, iya.. cerewet” kata Rio yang langsung meninggalkan kekasihnya dengan wajah cemberut. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya mereka berlabuh ditempat yang diinginkan. Terihat pemandangan indah yang menyilaukan mata.

“jadi ini pulaunya?” Tanya Radit meyakinkan dirinya.

“it so amazing!” seru Cleo. Mereka beristirahat dipantai pulau tersebut.

“pasang tenda Yo” kata Reno.

“kok lo tega sih suruh gue pasang tenda? Gue kan cewek?”rengek Cleo.

“nggak, maksud gue Rio.. GR” jelas Rio yang disambut dengan cekikikan teman-teman mereka. Wajah Cleo memerah menahan malu lalu duduk didekat Vinny. Sementara itu, sepasang mata sedang mengintip mereka yang sedang tertawa terbahak-bahak. Setelah tenda-tenda selesai didirikan, semua barang-barang dimasukan kedalamnya.

“eh kita jalan-jalan yuk.. sambil cari kayu bakar..” ajak Dina.

“nggak ah.. gue capek banget dari tadi nyetir…” jawab Reno.

“mobil kale disetir”

“yah.. whatever deh” jawabnya lagi. sambil tertawa Vinny melihat Cleo yang sedang memeluk tubuhnya sendiri dan dengan wajah yang sangat pucat.

“lo kenapa Yo?”

“nggak tahu nih.. kayaknya masuk angin deh..” jawabnya.

“ya udah kamu istirahat aja didalem.. masa kita lagi liburan terus kamu sakit” kata Reno. Vinny dan Dina tersenyum menahan tawa.

“ya udah gini aja.. Cleo sama Reno jaga tenda aja. Terus kita berempat cari ranting kayu buat ntar..” usul Radit.

“terserah kalian aja deh” Reno mengambil kameranya. Merekapun melangkah dan semakin lama semakin jauh.

“eh, lo jangan macem-macem ya!” seru Cleo

“ye.. sakit-sakit masih aja bisa judes.. bisa nggak sih sehari aja nggak judes?” gerutu Reno sembari memotret pemandangan disekitarnya yang merayunya untuk mengabadikan mereka.

“eh itu apaan tuh” Tanya Radit yang perlahan menghentkan langkahnya.

“kayaknya kapal tuh” Rio memicingkan matanya.

“iya bener.. itu kapal” tambahnya. Mereka segera berlari menuju benda yang dilihatnya. Setelah dekat terpampang lah sebuah kapal yang mirip dengan kapal boat sewaan Reno.

“tapi kok aneh ya? Kapal ini keliatannya udah lama disini” kata Radit.

“iya.. mana nggak ada orangnya lagi” Dina menambahkan.

“eh lo mau ngapain?” kata Dina melihat Radit yang masuk kedalam kapal tersebut. sesampainya didalam, Radit melihat ada sejumblah ikan-ikan busuk berserakan dimana-mana. Tak ayal bau busuk pun menyeruak kedalam hidung Radit. Ia segera keluar karena tak kuat menahan bau busuk tersebut. merasa aneh melihat kekasihnya keluar dengan terbirit-birit, Dina bertanya kepada Radit.

“kenapa dit?”

“emang bener.. kayaknya kapal ini udah lama nyangkut disini.. didalem bau banget, terus kuncinya masih ada ditempatnya lagi..” jelas Radit.

“mungkin kapal ini pernah kena badai.. dan orang-orangnya jatuh kelaut..” tambah Rio.

“ya udah.. yuk kita cari ranting.. ntar keburu malem lagi..” Vinny memotong kalimat kekasihnya. Ditempat terpisah, Cleo terbangun dari tidurnya. Ia membuka tasnya mengambil sebuah snak lalu keluar dari tenda.

“eh, kok keluar? Udah baikan??” Tanya Reno yang terkejut melihat Cleo keluar dari tenda.

“iyaa.. yang lain belum balik?”

“belum..” jawab Reno singkat.

“lagi ngapain?” Cleo mendekati Reno.

“nggak.. Cuma asal-asal motret…” reno menoleh kearah Cleo dan tersenyum.

“potret gue donk..” ajak Cleo iseng.

“boleh” mulailah ia berpose disekitar pantai dengan arahan Reno. Tanpa mereka sadari, sepasang mata misterius kembali mengawasi mereka. Lalu dengan cepat berlari lebih dalam lagi ke hutan. Cleo menyadarinya ia menatap semak-semak yang bergerak karena tersentuh oleh mata misterius itu.

“kenapa Yo?”

“kayaknya ada yang ngintipin kita deh”

“mana??” Reno memicingkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.

“itu tadi”

“perasaan kamu aja kali..” Reno menenangkan.

“nggak, nggak.. kali ini gue bener-bener liat semak-semak itu goyang tadi dan itu bukan karena Angin. Reno terus menerus menenangkan Cleo. Bukannya tenang, Cloe malah semakin histeris. Akhirnya Reno melangkah kearah semak-semak yang disebut Cleo untuk meyakinkannya. Cleo menahannya, namun Reno bersikeras untuk memeriksa semak-semak tersebut. selangkah demi selangkah Reno mendekati semak-semak tersebut.

“kresssss” Reno membelah semak-semak tersebut. tidak ada apa-apa.

“felling kamu aja kali..” Cleopun tenang.

Hari semakin gelap. Para pemburu rantingpun telah kembali. Mereka menyalakan api unggun dan menari-nari ala suku Indian di Amerika. Radit dan Rio membakar ikan yang terlihat sudah gosong karena sang koki memang tidak handal.

“kampret..!” kata Dina yang sedang mengotak-atik laptop yang dibawanya.

“kenapa Din?” Vinny mendekatinya.

“nggak ada jaringan neng..”

“ya lo sih.. tahu kita mau liburan di hutan.. ya pasti nggak ada jaringanlah..” kata Vinny yang duduk didekatnya. Dina menoleh kearahnya.

“tumben lo pinter?!”

“ya iyalah.. Vinny gitu loh…” jawab Vinny sambil menepuk tangannya ke dadanya.

“iih.. lebay deh lo” Wajah Vinny yang ceria langsung masam. Sedangkan Reno mulai mendekati Cleo yang sedang termenung menatap pantai lepas.

“hi Yo..” Cleo menolah kearah sumber suara dan tersenyum.

“hi..”

“lagi ngapain? Kok nggak ngumpul sama yang lain?” Reno duduk disebelah Cleo. Cleo terdiam sejenak. Dan berkata.

“aku punya firasat buruk Ren..” Reno menolah kearah Cleo.

“aku punya firasat, kita bakalan terpisah.. kita nggak bisa balik atau.. kita akan dapet suatu musibah..” Reno tersenyum sambil mengelus punggung Cleo.

“tenang aja kali Yo.. kita disini mau liburan gitu.. mau have fun.. coba, kamu ilangin deh firasat itu.. kamu coba untuk melakukan apa gitu sama yang lain supaya kamu nggak begini terus..”

“tapi Ren, aku nggak pernah punya firasat kayak gini sebelumnya..”

“udahlah.. kamu berdoa aja.. biar kita selamat sampe kita pulang.” akhirnya kekhawatiran Cleo hilang. Ia tersenyum kepada Reno.

“thanks ya Ren..” Cleo menjatuhkan kepalanya dipundak Reno. Saat-saat inilah yang ditunggu-tunggu Reno sejak 3 tahun bersahabat dengan Cleo. Ia selalu terlambat menyatakan cinta karena selalu terdahului oleh pria lain. Hingga akhirnya Cleo mencoba untuk berhenti mencintai seseorang karena terlalu sering patah hati.

“Woy!! Ikan udah mateng nih.. cepet kemari..” mereka berdua berlari menuju aroma aneh yang mereka hirup.

“apaan nih?” kata Dina.

“ya elah.. lo nggak liat itu bentuknya kayak ikan.. ya ikanlah masa ubur-ubur” merekapun tertawa kembali.

“ya maksud gue, itu ikan kenapa sampe gosong gitu?? baunya aneh lagi.. lo niat nggak buat ikan bakar? Nggak pake bumbu yang aneh-aneh kan?” tambah Dina. Mereka akhirnya sangat terpaksa memakan ikan gosong tersebut. malampun semakin larut. Mereka semua akhirnya tertidur pulas. Namun Vinny terbangun ditengah kesunyian.

“Din, Din.. bangun Din..” bujuknya.

“mm.. apaan sih lo ah..” Dina semakin tenggelam didalam sleeping bag-nya.

“gue sakit perut gara-gara makan ikan gosong tadi itu..”

“mmh.. lo ajak Cleo aja sana Ah..” bentak Dina. Vinny berbalik kearah Cleo..”

“Yo,Yo.. bangun Yo..” bujuknya kembali.

“kenapa Vin…” kata Cleo yang masih setengah sadar.

“antern gue dong.. gue sakit perut nih gara-gara makan ikan tadi..”

“aduh gue ngantuk banget Vinn.. tuh kayaknya anak-anak cowok belum tidur tuh.. lo suruh pacar lo anter aja..”

“uuuh..” keluh Vinny. Namun rasa sakit diperutnya memaksanya untuk keluar dari tenda dan menemui Rio. Dengan sangat terpaksa, ia keluar dari tenda. Terdengar suara tawa dari Radit dan Rio.

“Yo, Yo..” panggil Vinny” Rio keluar dari sarangnya.

“lho belum tidur kamu?”

“aku sakit perut gara-gara masakan kamu!.. anterin aku yuk..”

“ya udah tunggu bentar aku ambil jaket dulu” lalu mereka berdua berjalan menuju kedalam hutan.

“yo, lo diem sini aja.. jangan ngintip ya?!”

“iye.. cepet sana.. aku tungguin disini” Vinny tersenyum dan melangkah lebih dalam.

“eh tunggu Vin” Rio menghentikan langkah Vinny. Vinny menoleh.

“awas lo.. malem-malem gini.. ADA SETAN!!!” bisik Rio.

“Apaan sih?? Lo jangan takut takutin gue deh..” Vinny mulai merinding ketakuta. Namun rasa sakit diperutnya membuatnya tidak berfikir panjang. Ia segera melangkah dan berjongkok didekat sebuah pohon besar yang ada disana. Sementara itu, Rio melihat sesuatu bergerak disudut pandangannya. Ia menoleh, namun tak seorangpun ada disekitarnya. Hanya debur ombak yang terdengar memecah kesunyian. Tiba-tiba sebuah tangan membekapnya.

“mm, mm mmpa? Mmm, MMM!” Rio terdiam. Matanya terbelalak. Sebuah parang menembus Punggungnya hingga perutnya. Tak ayal darahnyapun berceceran dimana-mana. Pria misterius itu lalu menyeretnya kesebuah tempat.

“Yo?! YO.. kamu jangan takut-takutin aku dong..” Vinny melangkahkan kakinya perlahan.

“AAAAAAA!” ia terkejut melihat darah segar yang membasahi tanah dan tumbuhan liar disekitarnya. Namun, seseorang memukul pundaknya hingga ia terkapar dalam ceceran darah dan tak sadarkan diri.

Cleo terbangun. Dina telah lenyap dari sleeping bag-nya. Matanya terpicing saat keluar dari tendanya karena sinar matahari pagi langsung menerpanya. Terlihat senyuman manis dari Reno saat melihat orang yang disukainya keluar dari tenda.

“hi, udah bangun..?”

“iya..” jawab Cleo.

“hi!” sambut Dina dan Radit hampir serempak. Reno dan leo hanya tersenyum.

“habis dari mana kalian??”

“biasa, jalan-jalan..” jawab Radit.

“Vinny sama Rio mana?” Tanya Cleo mengejutkan.

“lho.. kita nggak tahu.. kita Cuma berdua tadi..” jawab mereka berdua.

“dari pagi tu orang berdua emang udah nggak keliatan.. pacaran kali?!”jelas Reno.

“jangan-jangan ada apa-apa lagi sama mereka!” kata Cleo.

“mulai deh.. udahlah sekarang kita harus tenang” Reno menenangkan.

“iya, lebih baik kita telfon dia” ujar Radit sambil mengeluarkan handphone-nya.

“nggak, nggak akan bisa.. disini nggak ada jaringan..” celetuk Dina. Mereka berempat begitu bingung karena 2 teman mereka hilang entah kemana. Cleo mencoba untuk tenang. Namun firasat yang ia rasakan semakin membuatnya gelisah.

“oke, lebih baik.. kita cari mereka kedalam hutan.. Gue sama Radit ke kiri. Dan lo Yo sama Reno kekanan ya” merekapun setuju. Dan mulai mencari Rio dan Vinny.

*****************************************************

Vinny terbangun dari tidur panjangnya. Rasa sakit di pundak kanannya langsung menerpa. Matanya masih terlalu sayup untuk melihat ia ada dimana sekarang. Setelah beberapa lama menahan sakit, ia baru sadar bahwa ia berada didalam sebuah kamar yang sederhana.

“ah!” rintihnya. Ia memijit kepalanya dan mencoba mengingat apa yang telah terjadi kemarin.

“Rio!” benaknya. Ia berlari keluar dari kamar itu. namun langkahnya terhenti saat ia mendengar suara kapak yang dihentakan beberapak kali. Ia berusaha mengintip apa yang sedang dilakukan Pria itu. alangkah terkejutnya Vinny saat ia melihat kepala kekasihnya tergantung didekat pintu rumah tua itu. ia ingin berteriak, namun ia tahu jika ia berteriak, nasibnya akan sama seperti kekasihnya kini. Ia meraba kantung celananya untuk mengambil handphone-nya dengan tangan yang bergetar. Berkali-kali ia coba untuk menelfon teman-temannya, namun tetap tak dapat tersambung. Hingga ia mendengar langkah dan suara wanita yang berbahasa daerah. Sebegitu terkejutnya hingga ia menjatuhkan handphonenya. Langkah itu terhenti. Lalu terdengar kembali. Namun semakin lama suara itu semakin jelas terdengar. Ia sangat terkejut melihat wajah yang sangat mengerikan hingga ia tak dapat menahan teriakannya. Ia hanya bisa menangis saat wanita buruk rupa itu mulai mendekatinya. Saat wanita itu mulai mendekat, pria buruk rupa yang telah menggorok Rio itu datang dari balik ruangan. Wanita itu menoleh. Secepat kilat Vinny mencari kesempatan untuk lari dari tangkapan dua orang gila ini. Ia melompat keluar melalui jendela yang baru dilihatnya. Lalu berlari sekencang-kencangnya. Hingga ia menabrak Radit dan Dina.

“eh lo kemana aja Vin?” mereka bingung melihat pakaian Vinny yang terkoyak kesana kemari.

“Rio mana??” tambah radit.

“guys, kita harus pergi dari sini guys!! Disini, di, disini ada kanibal!!! Kita harus buru-buru pergi!!” getar Vinny.

“brug!” Dina terjatuh dengan sebatang panah menembus kepalanya. Vinny langsung berlari meninggalkan Radit dan Dina. Sedangkan Radit masih tak percaya dengan apa yang terjadi dengan kekasihnya. Dua orang kanibal itu mulai mendekat dengan hati-hati. Radit tersadar dan mencoba untuk berlari menyusul Vinny. Namun sayang, ia tertimpa lemparan parang merang yang langsung menancap di kakinya. Alhasil, Radit terjatuh. Ia sempat mencoba melawan saat dua kanibal itu meyeretnya bersama Dina. Sesapainya dirumah, ia mulai memenggal kepala Dina yang telah tak bernyawa. Radit yang telah terikat kini hanya mengerang kesakitan karena darah terus mengucur dari kakinya yang tertimpa parang. Ia hampir muntuh karena mual berada dalam rumah yang penuh dengan aroma mayat itu. apalagi melihat kepala kekasihnya terpenggal di depan matanya.

“heh?! Lo apain pacar gue??! Eh..?!” mereka lalu menguliti tubuh Dina. Dan mulai memotong tangan, kaki, perut serta mengeluarkan usus, jantung, ginjal dan semua isi didalam perut. Radit tak kuasa menahan Rasa mualnya dan dalam hitungan detik, ia muntah Karena melihat isi perut Dina yang dikeluarkan dari tempatnya.

**********************************************************

Reno dan Cleo masih berjalan menyusuri pantai.

“mm, Cleo.. aku mau ngomong sama kamu.. bisa kan?” Reno menoleh kearah Cleo. Jantungnya berdebar. Memang sulit untuk mengatakannya. Namun inilah saat yang tepat untuk mengatakan semua yang ia rasakan. Disaat hanya ada mereka berdua saja disana.

“mau ngomong apa?” Tanya Cleo. Ia sebenarnya sudah tahu apa yang akan dikatakan Reno. Dan ia sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan yang akan diberikan Reno. Selama liburan ini hanya Reno yang mampu mengubah firasatnya. Yang selalu memberikan solusi disaat ia galau.

“gue, gue.. hmm lo mau nggak jadi pacar gue?” Reno dan Cleo menghentikan langkahnya. Cleo menghirup udara sebanyak-banyaknya, lalu menghembuskannya.

“hmmm… mm, ya.. aku mau jadi pacar kamu..” Reno tersenyum. Ia tak menyangka Cleo akan menjawab secepat itu. Cleopun tersenyum menatap Reno. Mereka berdua tertawa dan melanjutkan perjalanan mereka mencari Vinny. Sementara itu, Vinny yang terengah-engah karena berlari dan menahan takut telah sampai ditempat mereka membuat tenda. Ia mencari Cleo dan dan Reno. Namun mereka tak ada disana. Ia hanya bisa menangis dan bersembunyi di dalam tenda. Ia berusaha untuk mengatur nafasnya yang terengah-engah. Ia berdoa dan memohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang telah ia perbuat selama ini. Ia sadar, jika ia diam disini, lama-kelamaan dua kanibal itu akan menemukannya. Ia akhirnya keluar dari tenda dan melihat dua jejak yang berlawanan arah. Tak ada waktu lagi, ia segera mengikuti salah satu jejak dengan harapan akan menemukan dua sahabatnya dan berdoa agar mereka berdua masih hidup.

“aduh Yo, kamu tunggu disini ya?! Aku mau kencing dulu.” Kata Reno sembari masuk kedalam hutan.

“okey” jawab Cleo yang langsung melangkah kearah lautan. Ia biarkan ombak menghepas kakinya. ia memandang kearah laut lepas yang membentang luas. Fikirannya melayang entah kemana Namun ia terkejut saat getaran tangan menyentuh pundaknya. Ia berbalik secepat mungkin.

“vinny! Lo kemana aja sih kita nyariin kamu dari tadi..!” sambut Cleo yang aneh melihat pakaian Vinny yang kumal serta keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.

“Cleo, cleo.. kita harus segera keluar dari tempat ini cleo!” suara Vinny terdengar bergetar karena ketakutan. Bagaimana tidak? Nyawanya hampir melayang tadi.

“lo, lo tenang dulu Vin,, tenang… ada apa sih?”

“R, Rio! Rio dibunuh Yo! Tadi gue ketemu sama Radit dan Dina.. tapi mereka nggak selamat Yo… kita harus pergi dari sini secepat mungkin YO!” teriak Vinny.

“siapa yang bunuh Rio??! Siapa Vin?!”

“nggak ada waktu Yo.. kita harus segera nyelametin diri kita kalo kita mau selamat!”

“tapi kita tunggu Reno dulu.. dia yang bawa kunci botany, dan dia lagi kencing..” Vinny memperbesar matanya.

“dimana??!”

“Di dalem hutan..”

“Astaga! Dia bisa dibunuh kalo dia masuk kedalam hutan!!” Akhirnya Cleo ikut panik. Ternyata dugaannya benar selama ini. Ada hal buruk yang akan menimpa mereka. Cleo langsung berlari kedalam hutan mencari kekasih barunya. Namun dicegah oleh Vinny.

“lo mau kemana Yo..”

“gue harus cari Reno, dia dalam bahaya Vin!”

“bahaya Yo..! bisa-bisa lo yang kebunuh!!” ujar Vinny yang masih memgang tangan Cleo.

“tapi dia yang bawa kunci boatnya! Kita harus cari dia” Cleo menepis tangan Vinny.

”Tapi Yo, AhhH!” Vinny berlari menyusulnya.

**********************************************************

“EH!! LO MAU NGAPAIN??” bentak Radit saat melihat kanibal itu mulai mendekatinya. Si pria menggeret Radit ke ruangan yang mereka anggak sebagai Dapur. Sementara itu, terlihat si wanita sedang memasak masakan sup yang sudah pasti dari hasil tangkapannya tadi. Darah berceceran dimana-mana. Radit hanya dapat berteriak dan mencoba melepas diri dari ikatan kanibal pria itu. sesampainya di dapur, Reno didudukan dilantai sedangkan si wanita kanibal sedang berjongkok mengaduk-aduk supnya. Si pria pergi dengan maksud mengambil parang.

“EH!! LO MAU APAIN GUE??” si wanita itu menoleh lalu kembalu melanjutkan kegiatannya karean ia tak mengerti apa yang dikatakan Radit.

“EH!!! JAWAB BRENGSEK!!!!” kelihatannya, si wanita itu mengerti bahwa Radit sedang menghinanya karena cara bicaranya yang berterik dan membentak. Ia geram dan langsung menyiram Radit dengan sepanci Sup panas. Radit berteriak menahan panasnya diseduh dengan kaldu dari tubuh Kekasihnya. Alhasil wajah dan sebagian besar tubuhnya melepuh. Rambutnya sebagian besar Rontok. Sedangkan luka berat dikakinya masih terasa sangat perih. Ia sekarat. Si pria kanibal datang dengan parang di tangannya. Ia berkata sesuatu kepada istrinya dengan nada membentak. Istrinya menjelaskan apa yang terjadi dan sang suami mengerti. Radit tak dapat berkata apa-apa. Si pria kanibal mendudukan Radit yang wajahnya telah tak beraturan. Lalu ia menyiapkan Parang tajam tepat dileher Radit yang melepuh. Radit mencoba untuk berteriak. Tetapi suaranya telah habis karena terlalu banyak berteriak dan juga karena rasa sakit yang ia rasakan disekujur tubuhnya. Kulit Radit mulai terpotong. Tubuhnya menggeliat. Seperempat lehernya telah terpotong. Darahnyapun mengucur keluar dan telah tak bergerak tanda ia telah tak bernyawa. Si pria kanibal mulai memotong, menguliti dan mengeluarkan isi perut Radit. Sama seperti yang dilakukan terhadap Dina. Lalu potongan-potogan jasad Radit diberikan kepada anjing penjaga rumah mereka.

**************************************************************

Tak terasa mentari telah tenggelam. disuatu bukit yang penuh dengan bebatuan terdengar suara jeritan pria. Tangan dan kakinya terikat pada kayu yang berdiri gagah ditengah bukit.

“APA MAU LO???!” bentak Reno. Pria berjubah hitam itu membisu. Reno disiram dengan air yang entah dari mana asalnya. Reno terkejut melihat beberapa teman-teman pria itu mulai berdatangan membawa obor karena keadaan mulai gelap. Wajah-wajah buruk rupa dari orang-orang kanibal itu menambah kengerian dalam hati Reno. Ia mulai dikelilingi oleh orang-orang aneh itu dengan kata-kata yang tak di dapat dimengerti. Hingga malam semakin larut. Acara intipun dimulai. Si pria berjubah hitam mengambil kapak yang telah direndam dalam air yang mereka anggap suci. Dan mulai menyiapkan ancang-ancang untuk memenggal kepala Reno. Reno tahu apa yang akan dilakukan orang bengis ini. Iapun berteriak sekeras kerasnnya.

“Cleo!” jerit Vinny. Cleo menoleh seakan mengerti apa yang akan dikatakan Vinny selanjutnya.

“RENO!” mereka langsung berlari menuju sumber suara. Namun langkah mereka terhenti saat ia ditemukan oleh gerombolan kanibal yang terlihat tak bersahabat. Untungnya kanibal itu tidak membawa senjata. Mereka berlari sekencang-kencangnya hingga mereka menemukan sebuah rumah megah yang lebih pantas dibilang istana. Gerombolan kanibal telah semakin dekat. Tak ada jalan lain. Mereka berdua harus masuk kedalam rumah tersebut. dewi fortuna masih berpihak kepada mereka. Pintunya tak terkunci, dan gerombolan kanibal itu malah menyingkir dari rumah tersebut. mereka menutup pintu itu. dan mengatur nafas mereka. Belum puas rasanya mereka menahan nafas, mereka malah dikejutkan oleh seorang gadis beusia 18 tahunan. Wajahnya sangat menawan, gadis berkebangsaan Belanda-Indonesia. Tak seperti penduduk diluar yang wajahnya tak teratur.

“tenang…” ujar si gadis halus.

“saya mengerti ketakutan kalian” tambahnya lalu tersenyum. Cleo dan Vinny masih tercengang tak percaya.

“Saya Natalya”. Mereka berduapun mengenalkan diri mereka masing-masing.

“mari ikut saya” ajaknya. Mereka berjalan menuju sebuah ruangan besar yang penuh dengan arsitektur belanda. Sejenak, Cleo dan Vinny sangat terpesona dengan apa yang mereka lihat. Langkah mereka terhenti disebuah kamar.

“silahkan istirahat disini, sebentar saya akan kembali” celetuknya.

“tunggu, Natalya!” kata Cleo. Langkah Natalya langsung terhenti. Ia menoleh kearah dua orang yang masih ketakutan dan shock dengan kejadian-kejadian yang mereka lalui.

“sebenarnya kamu siapa?” Tegas Cleo memberanikan diri. Natalya menghela nafasnya.

“maksud kamu??”

“siapa kamu, dan kenapa kamu bisa kesini??!” jelas Cleo.

“lalu kenapa kamu bisa nggak ditangkap kanibal-kanibal itu??” tambah Vinny. Natalya kewalahan menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diberikan dua orang itu.

“begini, dulu.. em tepatnya setahun yang lalu, saya dan orang tua saya hendak berlibur kepulau ini.. saya tidak tahu darimana ayah mendapatkan ide untuk menjelajahi hutan yang ‘katanya’ tidak berpenghuni ini.. namun kenyataan berkata lain.. ayah dan ibu saya tertangkap oleh kawanan orang-orang gila itu. dan saya terperangkap disini.. sendiri…” Cleo dan Vinny sangat tersentuh dengan cerita dari Natalya yang malang itu. tetes demi tetes air mata mengalir dari matanya yang indah. Ada rasa curiga dari Cleo. Ia tak seperti manusia normal. Namun rasa curiganya langsung hilang saat ia berfkir bahwa Natalya begitu karena tertekan. Masih banyak yang ingin ditanyakan Cleo dan Vinny. Namun mereka tak kuasa saat melihat mata Natalya yang sembab. Cleo dan Vinny mengganti pakaian mereka masing-masing yang telah bau dan kumal dangan pakaian seadanya. Malam semakin larut. Cleo dan Vinny telah menyusun rencana untuk keluar dari pulau ini bersama Natalya.

“Permisi..” Natalya mengejutkan Cleo dan Vinny.

“silahkan makan dulu..” ajaknya. Ia berlalu meninggalkan Cleo dan Vinny. Cloe dan Vinny segera berjalan kearah ruang makan karena mereka tak dapat mendustai rasa lapar di perut mereka masing-masing. dimeja makan telah terhidang berbagai makanan yang terlihat sangat lezat. Mereka duduk dikursi yang kosong bersamaan dengan datangnya Natalya entah darimana. Mereka mulai menyatap makanan-makanan lezat itu. setelah itu, Cleo dan Vinny masuk kedalam kamar mereka untuk beristirahat sejenak.

“Yo, kita secepatnya harus keluar dari pulau ini!” usul Vinny.

“Tapi Reno gimana Vin..?!”

“lo denger senidiri kan suara teriakan Reno?” Cleo terdiam.

“tadi siang, gue baru jadian sama Reno” katanya sambil menitihkan air mata. Vinny terkejut dengan semua yang dikatakan Cleo. Ia bahagia, namun disisi lain ia berduka atas ketidakselamatannya Reno.

“maafin gue, Yo” mereka berpelukan.

“ya udah, sekarang yang harus kita pikirin adalah gimana caranya keluar dari sini!”

“oya! Kemarin, pas gue sama yang lain lagi cari ranting, kita ngeliat ada kapal yang mirip sama kapal yang Reno sewa… mungkin kita bisa pake itu karena Radit bilang kuncinya masih ada…”

“oke! Sekarang kita ajak Natalya untuk berdiskusi” mereka mencari Natalya di kamarnya. Namun orang yang dicari tidak ada. Mereka malah mendengar suara orang yang sedang memotong daging. Kecurigaan atas Natalya muncul kembali. Dengan hati-hati, mereka mulai mencari sumber suara kapak itu. hingga langkah mereka terhenti disebuah ruangan yang sangat kotor dan bau. Dan didalamnya, Natalya tengah memotong tangan dan Kaki seseorang. Cleo ingin berteriak, namun Vinny langsung membekapnya. Mereka tak tahu apa yang harus diperbuat. Mereka langsung berlari ketakutan. Namun Natalya telah mendengar suara langkah mereka yang tidak hati-hati. Dengan sebuah kapak, perlahan ia mulai mengikuti dua wanita malang itu. Cleo dan Vinny memasuki kamar dan mengambil barang-barang yang dapat digunakan untuk menyelamatkan diri. Dan siap keluar lewat jendela yang cukup besar. Namun usaha mereka diketahui Natalya. Vinny diseret oleh Wanita aneh itu ke luar kamar. namun dengan berani Cleo langsung memukul punggung Natalya. ia terjerembab dilantai. Cleo segera membantu Vinny yang tangannya terluka dan mengeluarkan darah yang tak sedikit. Namun belum sempat ia menggendong Vinny. Pundak Cleo tertimpa oleh kayu yang dilepaskannya untuk menolong Vinny. Ia tersungkur kedepan dan tak sadarkan diri. Ia masih dapat mendengar jeritan memohon dari Vinny meskipun agak samar. Namun ia tak dapat berbuat apa-apa. Natalya telah bangkit, lalu menggeret Vinny ke sebuah ruangan remang-remang. Leher dan tangannya diikat dengan besi berantai. Serta kakinya terpasung. Ia hanya dapat mengiba kepada Natalya yang sudah tentu tak akan membebaskan santapan barunya. Ia memegang sebuah silet. Siap untuk menyiksa Vinny yang hanya dapat menangis meratapi nasibnya Natalya mulai menyileti wajah vinny. Pipinya dibuat garis horizontal yang sedikit acak-acakan. Silet diletakan dan ia mengambil sebuah alat penjepit. Ia beralih ke kaki Vinny. Dan mulai mencabut kuku-kuku Vinny satu per satu. Tak ayal jeritan dari bibir Vinny yang robek tak tertahan lagi. namun penderiaannya belum berakhir. Kini alatnya berganti lagi menjadi sebuah kapak. Vinny berfikir bahwa Natalya akan menggoroknya. Namun pikirannya salah. Natalya rupanya ingin membuat Vinny menjadi sangat tersiksa. Kakinya mulai diiris. Vinny menggelincang tak kuat merasakan sakit yang ia alami. Hingga kedua kakinya terputus. Masih terdengar deru nafas Vinny yang mulai berat.

“HHhhhh…” itulah suara terakhir yang terdengar dari Vinny.

*******************************************************

Cleo terbangun dari tidur panjangnya. Ia segera keluar dari Kamar itu. lalu mencari jalan keluar. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara langkah kaki yang disertai dengan sapaan Elizabeth yang mengerikan.

“hello, Cleo?!” Cleo telah siap dengan sebatang kayu.

“apa mau kamu? APA MAU KAMU??!” Cleo sangat terkejut saat melihat Natalya menaikan tangannya yang menggenggam kepala Vinny yang wajahnya telah rusak karena kreativitas Natalya yang berlebihan. Cleo langsung mual dan menangis meratapi sahabat-sahabatnya yang telah disiksa dan dimakan oleh orang-orang bengis yang tak punya hati.

“ingin menyantap dagingmu dan menghisap darahmu, manis..” jawab Natalya lembut dengan senyumnya yang keji. Ia mulai mendekati Cleo dengan masih menggenggam kepala Vinny. Cleo mundur dengan hati-hati mencari jalan keluar dari rumah ini.

“HENTIKAN SEMUA INI NATALY, HENTIKAN!!!” Natalya tak bereaksi apa-apa. Ia terus menatap Cleo dengan mata yang tajam. Ia melempar sebuah benda tumpul kewajah Cleo yang membuatnya pusing dan terjatuh. Natalya mulai mendekatinya. Cleo sekuat tenaga mencoba untuk berdiri dan berlari melewati lorong-lorong yang memang tak terlihat nomal. Tapi ia tertusuk oleh silet yang langsung menancap di kaki belakangnya. Namun ia tetap berlari hingga ia menemukan pintu utama. Ia mencabut silet itu. tak terbayangkan rasa perihnya. Natalya muncul tiba-tiba di belakang Cleo. Sontak Cleo terkejut dan langsung menancapkan silet itu kepundak Natalya. Natalya mengerang dan terjatuh. Cleo segera keluar dari rumah terkutuk itu. berlari dan berlari hingga sang mentari ber sinar kembali. Ia keluar dari hutan dan menemukan sebuah kapal yang disebut Vinny. Ia tak mampu menahan rasa ingin muntahnya karena mencium aroma ikan busuk yang berceceran di lantai kapal itu. namun tak ada waktu lagi, ia harus segera kembali ke kotanya dan segera memberitahu polisi apa yang telah ia alami. Untungnya ia pernah belajar menyetir boat ia segera menghidupkan mesin dan… seseorang menusuk Cleo dari belakang dengan sebuah linggis hingga menembus perutnya. Cleo terjatuh dari tempat duduknya. Dibelakangnya, Natalya menjilat sisa darah yang mengucur keluar dari tubuh Cleo.

SETAHUN SEBELUMNYA..

Natalya, adiknya dan orang tuanya sampai di Pulau tersebut dan mulai memasuki hutan. ia sangat terkejut saat kepala ayahnya tertembus sebilah parang yang membuatnya mati seketika. Ibunya berusaha menyelamatkan bayi yang digendongnya dari kanibal-kanibal itu, namun ia diseret oleh mereka kesuatu tempat dan sebagian mulai mendekati Natalya. Natalya menangis dan menjerit. Percuma, karena tak ada yang normal ditempat ini kecuali dirinya sendiri. Ia berlari dengan bayangan kematian ayahnya dan jeritan ibunya yang menyuruhnya berlari. Hingga ia sampai ketempat yang ditemukan Cleo Dan Vinny. Ia memasuki tempat itu yang memang tak terkunci sejak ditinggalkan penghuninya. Ia menguncinya agar para kanibal itu tak dapat menangkapnya. Ia berjalan perlahan dan menemukan dua mayat bersimbah darah di sebuah ruangan yang lebih mirip dengan ruang penyiksaan zaman colonial Belanda. ia berteriak histeris. Ditambah dengan bayangan ayahnya yang tertusuk parang dan jeritan ibunya. Ia shock, tertekan. Berhari-hari ia tidak makan karena ketakutan dan mual melihat kedua mayat tersebut. tubuhnyapun menjadi kering kerontang. Namun, lama-kelamaan rasa mual dan jijik itu berubah menjadi aroma lezat sebuah makanan. Ia mulai mendekati Dua mayat yang baru saja membusuk itu. dan mulai menyantapnya. Sedikit, demi sedikit. Ia menjadi gila dan pembunuh kejam sama seperti para kanibal diluar sana. Ia tak pernah berburu makanan karena makanannya yang akan datang sendiri. Hingga akhirnya ia bertemu dangan Cleo dan Vinny dan membunuh mereka.

..THE END..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar